Guest Who

Senin, 12 Desember 2011

here my short story ...


Sebuah Perjalanan

Suasana malam di kota tua itu sepi seperti yang aku ingat dahulu,hanya lampu jalan yang temaram yang menemani sepinya kota ini.Angin berhembus sepoi-sepoi menerpa tubuhku dan kurapatkan jaket yang ada ditubuh seraya melihat jam yang ada di tangan kiriku,”Ahh..baru pukul 11 malam rupanya”,batinku dalam hati.Aku berjalan menyusuri trotoar dan melihat kesekeliling,”Sudah banyak yang berubah sepertinya..” dan terlihat rumah tua yang kecil dan hampir rapuh karena lumpur panas yang mengenainya.Seketika aku teringat akan kejadian dahulu..ya kejadian yang menimpa keluargaku.

Jawa Timur,29 Mei 2006
Hari itu cerah seperti biasanya,aku bangun pagi untuk bersiap ke sekolah,sebelumnya aku membantu ibu menyiapkan sarapan untuk kami semua.Diluar terdengar suara mesin menderu-deru pertanda para pekerja yang sedang melakukan proyek besar mereka.Yang aku dengar, mereka sedang melakukan pengeboran dari salah satu perusahaan kontraktor di Indonesia.
“Bu,aku berangkat sekolah dulu ya,Assalamualaikum..”Tak lupa aku berpamitan seraya mencium tangan Ibu.
“Iya,hati-hati ya nduk!belajar yang rajin,jangan sia-sia kan jerih payah hasil orangtua mu ini untuk menyekolahkanmu..gapailah cita-cita mu setinggi langit,jadilah contoh untuk adik-adikmu!”Ibu mengecup keningku dengan lembut.
“Iya Bu..”Dalam hati aku berjanji,suatu saat nanti aku akan membanggakanmu Bu!
“Pak,aku berangkat dulu!Assalamualaikum..”
“Ingat pesan ibumu itu Nak..dan jadilah orang yang sukses dan banggakan kami..”Bapak mengusap kepalaku dengan lembut.
Aku bersekolah di SMAN 1 Porong Kecamatan Sidoarjo, Jawa Timur,aku sudah menduduki bangku kelas 3 dan sebentar lagi akan lulus SMA,setelah lulus nanti aku bercita-cita untuk bersekolah di Ibu Kota Jakarta,karena impian Bapakku yang ingin aku kuliah dan sukses disana.Aku sudah mengikuti tes masuk universitas tersebut dan hanya tinggal menunggu pengumuman nya saja.
Hari ini pengumuman tes diumumkan aku hendak menghampiri papan informasi yang terletak tak jauh dari tempat aku berdiri.Disetiap langkahku ,kumantapkan hati dan terus berdoa kepada Allah untuk menerima apapun yang terjadi.Segera aku mempersiapkan diri untuk melihat papan pengumuman dan mataku bergerak mencari apakah namaku tertera disana,dan Ah!!Alhamdulilaah aku diterima di universitas yang aku dambakan aku ingin segera pulang menemui Ibu dan Bapakku dirumah,tetapi aku harus mengurus beberapa kegiatan di sekolah hingga sore nanti.
Tepat pukul 16.55 dari kejauhan sana terdengar suara gemuruh seperti suara air yang entah darimana asalnya,aku melihat sawah di seberang sekolahku yang kian lama terendam oleh lumpur panas dan lumpur itu menuju kesekolahku.Ya Allah apa yang terjadi??Guru-guru menyuruh kami ,para murid untuk segera naik ke lantai atas dan menyelamatkan diri masing-masing,aku beristigfar berkali-kali dan menyebut nama Allah dan berdoa agar kami semua selamat,seketika aku ingat orang tuaku dan adik-adikku dirumah,Ya Allah lindungilah mereka dalam perlindunganmu Ya Allah..terlihat disana-sini warga mulai menyelamatkan diri mereka masing-masing.Aku ngeri melihat kejadian itu,dan tak kuat menahan air mataku,aku memeluk Ibu Guru disampingku sembari menangis sesenggukan.Dibelainya rambutku dan dihapusnya air mataku,aku merasa seakan-akan aku memeluk ibuku sendiri,dan tak terasa aku pun terlelap.
Aku terbangun di sebuah tempat asing dan disini banyak sekali orang,aku segera tersadar bahwa ini adalah tempat evakuasi bencana alam,aku bertanya pada teman sebelahku apa yang terjadi selama aku tertidur?dia menjawab bahwa setelah kejadian itu ada tim penyelamat yang mengevakuasi warga-warga yang terjebak di gedung-gedung dan rumah-rumah dan dipindahkan ke tempat aman.
Aku masih teringat kepada keluargaku yang kabarnya entah bagaimana,aku hendak akan meminjam ponsel temanku untuk menelfon keluargaku ketika temanku bilang bahwa jaringan sinyal dan listrik sudah padam semenjak peristiwa itu.Aku hanya bisa berdoa kepada Allah agar diberikan ketenangan hati.Aku melihat kesekeliling tenda ternyata banyak orang yang nasibnya sama sepertiku.
Setelah sekian lama aku tinggal disana aku baru mendapat kabar yang cukup mengagetkan dari Tim Penyelamat bahwa kemungkinan keluargaku sudah meninggal dikarenakan terlambatnya Tim Penyelamat yang datang ke daerahku untuk menolong.Aku mengingat kata-kata terakhir yang diucapkan Ibu dan Bapak ketika aku akan pergi kesekolah..aku menangis mengingat itu,aku merasa masih berhutang kepada kedua orang tuaku,ada beberapa anak yang bernasib sama denganku,dan segera para pengungsi disana melaksanakan Shalat Jenazah dan mengucapkan berbela sungkawa atas kejadian itu.Dukungan dan doa mereka membuatku cukup tabah,tegar dan tetap ingat kepada Allah bahwa semua makhluk ciptaan-Nya akan kembali pada-Nya.
Setelah beberapa bulan aku tinggal disana,ada beberapa guru yang juga tinggal denganku dan mengurusku seperti orangtuaku sendiri dan teman-teman yang membantuku sehingga aku merasa tidak sendirian selama disana dan karena daerah tempatku mengungsi sudah dinilai tidak aman maka para pengungsi ditransmigrasikan ke berbagai daerah yang aman,dan aku pergi ke Jakarta mengingat aku akan melanjutkan sekolah disana,semua biaya ditanggung oleh pihak universitas karena mereka tahu aku salah satu dari korban bencana alam.Aku berangkat meninggalkan desa Porong,desa kelahiranku yang kini entah kapan akan kembali seperti semula keadaannya,aku berangkat diantar oleh beberapa guruku yang juga akan bekerja disana untuk menyambung hidup.
Berbekal doa,usaha dan motivasi yang kuat aku hampir berhasil menjalani hidup dan bersekolah di Jakarta..dalam doaku aku selalu menyebut nama Bapak dan Ibu beserta adik-adikku dan berkata bahwa cita-cita aku dan Bapak agar aku sukses disini hampir terlaksana.Aku tidak mau untuk terus menyesali hidupku karena itu akan membuang waktuku,sekarang saatnya meraih cita-cita dan menjadi orang sukses,sekian lama aku berusaha bangkit dari keterpurukkanku yang ditinggal oleh keluargaku dan berusaha semampuku untuk tidak gagal dalam meraih apa yang aku inginkan. Sekarang aku sudah mempunyai keluarga yang menerimaku apa adanya,mereka mengadopsiku karena pasangan ini tidak mempunyai anak,aku merasa bahagia hidup disekeliling mereka karena mereka menyayangi dan mencintaiku apa adanya.Aku semakin bersyukur kepada Allah atas nikmat yang telah diberikan-Nya dan aku semakin percaya bahwa semua akan indah pada waktunya.
      Aku pun berpamitan kepada kedua orang tua angkatku untuk mengijinkan aku untuk pulang kampung sebentar ke daerah tempat asalku untuk melihat bagaimana kondisi tempat kelahiranku sekarang setelah sekian lama terendam lumpur panas dan akan kembali lagi beberapa hari mendatang.Aku naik kereta Express untuk menuju Sidoarjo Jawa Timur,di Stasiun aku diantar oleh orangtua angkatku yang beberapa kali mengatakan bahwa aku harus berhati-hati dan waspada terhadap keadaan sekitar.
      Mengingat akan adanya keluargaku sekarang ini,merekalah yang ditakdirkan dan dititipkan oleh Allah untuk mengurusku selama ini aku sangat bersyukur bahwa masih ada orang yang mencintaiku layaknya keluarga sendiri.Dan percaya atau tidak bila kita ingin cita-cita kita tercapai usaha kita harus diiringi oleh doa setiap saat dan terus mengingat Allah.